Pages

14 April 2014





ARTIKEL PENGANTAR MANAJEMEN
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, MOTIVASI KERJA, KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KEPUASAN KERJA DAN KINERJA PEGAWAI
Perusahaan Otobus COYO (PO. Coyo) di Pekalongan

NILUH ANDIANI NURSANTI
7211412104

PROGRAN STUDI AKUNTANSI S1
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2012





KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada saya sehingga saya berhasil menyelesaikan Artikel ini yang berjudul pengaruh gaya kepemimpinan, motivasi kerja, komitmen organisasi terhadap kepuasan kerja dan kinerja pegawai di Perusahaan Otobus coyo (PO. coyo), pekalongan. Artikel ini berisikan tentang variabel gaya kepemimpinan, motivasi kerja, komitmen organisasi, kepuasan, peran seorang pemimpin, tujuan kinerja organisasi dan sebagainya. Diharapkan artikel ini dapat memberikan informasi kepada kita akan kinerja pegawai di Perusahaan Otobus Coyo.
Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak yang membutuhkan, khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang diharapak dapat tercapai. Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang bersangkutan.




Semarang, 18 Desember 2012



Penyusun





DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR
...............................
i
DAFTAR ISI
...............................
ii
    1. LATAR BELAKANG MASALAH
...............................
1
    2. IDENTIFIKASI MASALAH
...............................
3
    3. TUJUAN
...............................
3
    4. VARIABEL
...............................
4
    5. POPULASI, SAMPEL DAN TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL
...............................
6
    6. HASIL PENELITIAN
...............................
7
    7. KETERBATASAN ARTIKEL
...............................
11
    8. LAMPIRAN JURNAL
...............................
13








1.      LATAR BELAKANG MASALAH

Dalam era persaingan global yang cukup ketat dan  keterpurukan ekonomi akibat krisis yang berkepanjangan mengharuskan setiap perusahaan untuk mempersiapkan diri sebaik mungkin jika ingin terus mempertahankan eksistensnya dalam  persaingan antar perusahaan sejenis lainnya. Disamping itu, dunia bisnis dewasa ini telah berkembang sedemikian rupa dan batas negara menjadi semakin mudah untuk dilewati, sehingga mau tidak mau perusahaan harus berpola pikir global mengantisipasipersaingan dalam pasar dunia yang banyak diperebutkan oleh negara lain.
Perusahaan Otobus COYO di kota Pekalongan merupakan salah satu perusahaan yang cukup besar dari sekian banyak perusahaan jasa transportasi, dimana disisi lain banyak perusahaan angkutan umum yang gulung tikar. Sehinga menarik penulis untuk melakukan pengkajian mengenai pengaruh gaya kepemimpinan, motivasi kerja, komitmen organisasi terhadap kepuasan kerja dan kinerja karyawan pada perusahaan otobus Coyo Pekalongan.
Menurut UU Nomor 3 Tahun 1982, perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang menjalankan setiap jenis usaha yang tetap dan terus- menerus dan didirikan, bekerja serta berkedudukan dalam wilayah Negara Republik Indonesia untuk tujuan memperoleh keuntungan dan/ atau laba(1). Tujuan ini merupakan tujuan bersama, baik tujuan yang berbentuk tunggal (single goals ) maupun tujuan ganda ( multiple goals ). Tujuan organisasi juga direalisasikan baik tujuan yang berjangka pendek maupun yang berjangka panjang.
Untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan suatu rencana. Kesuksesan atau kegagalan suatu organisasi ditentukan oleh banyak hal, salah satunya adalah kepemimpinan yang berjalan dalam organisasi tersebut. Pemimpin yang sukses adalah pemimpin yang mampu menjadi pencipta dan pendorong bagi bawahannya dengan menciptakan suasana dan budaya kerja yang dapat memacu pertumbuhan dan


 


(1) Arus Akbar Silondae, Wirawan B. Ilyas (Jakarta,Pokok- Pokok Hukum Bisnis, 2012) halaman 30
(2)Hadari Nawawi (Yogyakarta, Manajemen Strategik Organisasi Non Profit Bidang Pemerintahan, 2003) halaman 113
perkembangan kinerja karyawannya.  Pemimpin tersebut memiliki kemampuan untuk memberikan pengaruh positif bagi karyawannya untuk melakukan pekerjaan sesuai dengan yang diarahkan dalam rangka mencapai tujuan yang ditetapkan. Gaya kepemimpinan diartikan sebagai perilaku atau cara yang dipilih dan dipergunakan pemimpin dalam mempengaruhi pikiran, perasaan, sikap, dan perilaku organisasinya(2).  Selain itu pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mampu memberikan motivasi kerja. Motivasi kerja sangat penting bagi dunia usaha, karena dengan motivasi kerja yang tinggi maka produktivitas tinggi dapat dicapai. Dengan motivasi yang kuat, daya dorongnyapun kuat juga untuk meningkatkan kualitas kerjanya. Motivasi dapt diciptakan atau ditingkatkan dengan kemampuan manajemen dalam memenuhi kebutuhan pegawai,memberikan perhatian terhadap bawahannya dan menganggap pegawai sebagai insan yang tidak semata- mata sebagai karyawan.
Motivasi mempunyai  hubungan yang sangat erat dengan kepuasan kerja, walaupun keduanya adalah konsep yang berbeda. Motivasi akan mengarahkan individu/kelompok dan memperbesar arti tingkat kepuasannya. Kepuasan kerja merupakan salah satu kontributor penting bagi terciptanya efektifitas bisnis. Tingginya kepuasan kerja karyawan memberikan kontribusi pada rendahnya tingkat penggantian dan kemangkiran karyawan.Apabila seorang karyawan mendapat kepuasan dengan pekerjaannya, maka semangat dan penampilan kerjanya akan prima, karena kepuasan kerja, ketentraman kerja dan kreatifitas kerja merupakan bagian dari manusia dan pekerjaannya. Selain itu karyawan akan memiliki komitmen terhadap pekerjaan serta dapat
menjiwai pekerjaannya. Orang- orang yang berkomitmen terhadap pekerjaannya dapat mencapai kepuasan kerja alias job satisfaction. Karyawan berkomitmen termotivasi karena faktor internal dan bukan karena faktor eksternal. Untuk membangun komitmen karyawan, perusahaan harus memahami karakteristik karyawan dan mengetahui kebutuhan mereka. Komitmen anggota terhadap organisasi maupun komitmen organisasi

                                          


terhadap anggota sama- sama penting karena dalam sebuah organisasi diutamakan adalanya komitmen timbal baik antara kedua pihak mampu berjalan searah dalam upaya untuk mewujudkan sasaran dan tujuan organisasi.

2.      IDENTIFIKASI MASALAH
Dalam indentifikasi masalah terdapat pembatasan masalah antara lain :
1.      Variabel gaya kepemimpinan di batasi oleh kinerja.
2.      Variabel motivasi kerja di batasi oleh kinerja.
3.      Variabel komitmen organisasi di batasi oleh kinerja.
4.      Variabel kepuasan di batasi di batasi oleh kinerja.
Rumusan masalah yang ingin peneliti sampaikan adalah sebagai berikut :
1.      Apa saja peran seorang pemimpin yang ada di dalam Perusahaan Otobus COYO ?
2.      Apa tujuan dari kinerja organisasi?
3.      Apa saja faktor- faktor yang mempengaruhi kinerja ?
4.      Indikator dan Variabel apa saja yang dapat mempengaruhi kinerja organisasi?
5.      Apa saja sifat umum yang dimiliki oleh pemimpin dalam kepemimpinannya?
6.      Apakah variabel gaya kepemimpian, motivasi kerja, dan komitmen organisasi dan kepuasan kerja berpengaruh secara signifikan positif terhadap kinerja pegawai?

3.      TUJUAN
Tujuan diadakannya penelitian ini adalah :
1.      Untuk mengetahui peran seorang pemimpin yang berada di Perusahaan Otobus COYO.
2.      Mengetahui tujuan dari kinerja organisasi.
3.      Mengetahui faktor- faktor apa saja yang dapat mempengaruhi kinerja.
4.      Mengetahui indikator dan variabel yang dapat mempengaruhi kinerja organisasi
-      Menhgetahui sifat umum yanng dimiliki pemimpin dalam kepemimpinannya
6.      Pengaruh antara variabel gaya kepemimpian, motivasi kerja, dan komitmen organisasi dan kepuasan kerja secara signifikan positif terhadap kinerja pegawai.
7.      Untuk mengetahui variabel gaya, motivasi kerja, komitmen organisasi, kepuasan berpengaruh langsung/ tidak langsung positif dan signifikan.

4.      VARIBEL

Variabel penelitian yang akan digunakan terdiri dari variabel dependen/ terikat (Y) yaitu kinerja pegwai dan variabel independen/ bebas (X), yaitu gaya kepemimpinan (X1),
motivasi kerja (X2), komitmen organisasi (X3) dan kepuasan kerja (X4). Adapun definisi operasional masing- masing variabel adalah sebagai berikut :
4.1 Gaya kepemimpinan
Kepemimpinan adalah suat cara yang dipergunakan oleh pemimpin dalam mempengaruhi perilaku orang lain, yang diukur dengan menggunakan indikator sesuai pendapat Fiedler(3) yaitu hubungan antar pemimpin dengan bawahan, Strutur tugas, Kewibawaan kedudukan kepemimpinan. Selain itu menurut Yulk, 1994 (dalam L Sugiarti, 2002) kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktifitas kelompok terorgansir menuju pencapaian tujuan. Kepemimpinan menurut Terry (Thoha 2001 : 227) adalah sebuah aktivitas untuk mempengaruhi orang- orang agar mereka mai diarahkan mencapai suatu tujuan organnisasi.
4.2 Motivasi kerja adalah suatu proses untuk mencoba mempengaruhi seseorang agar melakukan sesuatu yang kita inginkan atau suatu dorongan yang diberikan pada seseorang/ karyawan agar mau bekerja dengan baik, yang diukur dengan menggunakan indikator sesuai pendapat Herzberg dalam Stonner, (1996) yaitu : keberhasilan dalam melakukan pekerjaan, pengakuan, tanggungjawab, wewenang, perkembangan promosi.




Menurut George R Terry, motivasi adalah keinginan yang terdapat pada diri seseorang yang merangsang untuk melakukan tindakan- tindakan. Atau motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan gairah kerja seseorang agar mereka mau bekerja sama,
Zajac, 1990 (dalam Supriyono, 2005) adalah ikatan keterikatan individu dengan suatu organisasi sehingga individu tersebut merasa memiliki organisasi tersebut. Sedangkan
bekerja efektif dengan segala upaya untuk meraih kepuasan (Hasibuan).
4.3 Komitmen organisasi adalah sikap yang menunjukan loyalitas karyawan dam merupakan proses berkelanjutan seorang anggota organisasi mengekspresikan perhatian mereka kepada kesuksesan dan kebaikan organisasi,yang diukur dengan menggunakan indikator sesuai pendapat Allen Mayer, yaitu : Affective commitment, Continuance commitment, dan Normative commitment. Komitmen organisasi menurut Mathieu dan
menurut Weiner, 1982 (dalam Ghozali, 2002) komitmen organisasi adalah tekanan normatif yang terinternalisasi, untuk melakukan tindakan yang sesuai dengan tujuan organisasi dan individu berperilaku seperti itu karena percaya hal tersebut adalah benar dan oleh karena itu merasa bermoral untuk melakukannya.
4.4 Kepuasan kerja adalah persepsi atau perasaan pegawai terhadap pekerjaan dan segala sesuatu yang dihadapi di lingkungan kerjanya berupa perasaan senang atau tidak senang. Menurut Waxley dan Yulk (dalam As’ad. 2003 ) yang disebut kepuasan kerja ialah “perasaan seseorang terhadap pekerjaan”. Kepuasan kerja merupakan sikap umum yang merupakan hasil dari beberapa sikap khusus terhadap faktor- faktor pekerjaan, penyesuaian diri dan hubungan sosil individual diluar kerja (blum, dalam As’ad 2003). Menurut Slagan (2003) mengatakan bahwa kepuasan kerja adalah cara pandang seseorang yang bersifat positif maupun negatif tentang pekerjaannya.
4.5 Kinerja pegawai adalah hasil dari suatu kegiatan pada periode waktu tertentu yang

(3)Wahjosumidjo (Jakarta, Kepemimpinan dan Motivasi, 1994)) halaman 97
dapat dinilai secara kuantitatif, dimaa dalam penelitian akan diukur dengan indikator menurut pendapat T R Mitchel, yaitu : Kualitas hasil kerja (Quality of work), kelancaran/ketetapan waktu (Promptness), prakarsa / inisiatif (Initiative), kecakappan/ kemampuan (Capibility), komunikasi (Comunication). Semua indikator diukur skala likert yang jga termasuk dalam kategori skala ordinal. Kinerja adalah catatan tentang kegiatan hasil- hasil yang diperoleh dari fungsi- fungsi pekerjaan tertentu atau kegiatan tertentu selama kurun waktu tertentu(4). Sedangkan kinerja menurut Rue dan Byas (1981) dalam Keban (1995 : 1) adalah sebuah pencapaian hasil. Menurut Faustino C Gomes, (1995 : 195) kinerja adalah sebagai ungkapan seperti output, efesiensi serta efektifitas yang dihubungkan dengan produktivitas.

5.      POPULASI, SAMPEL DAN TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL

Populasi yang didefinisikan sebagai keseluruhan subjek penelitian (Arikunto,1998), dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan Perusahaan Otobus Coyo pada tahun 2008, yang berjumlah 310 orang.

Sampel adalah sebagia atau wakil dari populasi yang diteliti. (Arikuntoro, 1998 : 117). Untuk menentukan ukuran sampel maka digunakan rumus Slovin, maka sampel yang terpilih sejumlah 76 responden. Ditinjau dari tujusn penelitian yang digunakan dalam penelitian ini bersifat Explanatory atau Explanasi yaitu penelitian yang menyoroti pengaruh antar variabel- variabel penentu serta menguji hipotesis yang diajukan, dimana uraiannya mengandung deskripsi akan tetapi berfokus pada hubungan variabel(5). Semua indikator diukur skala likert yang uga termasuk dalam kategori skala ordinasi. Dimana jawaban pertanyaan dikelompokan menjadi 5 (lima), yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S),
 



(4)Achmad S. Ruky (Jakarta, Sistem Manajemen Kinerja, 2002) halaman 14- 15
(5)Masri Singaribun (Jakarta, Metode Penelitian Survei, 1995)
Ragu- Ragu (RR), Tidak Setuju (TS) dan Sangat Tidak Setuju (STS). Analisis kuantitatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah berbentuk persamaan regresi linier berganda, dengan menggunakan metode analisis jalur (Path Analysis). Regresi berganda digunakan untuk mengetahui besranya pengaruh variabel- variabel bebas (independen) yaitu gaya kepemimpinan (X1), motivasi kerja (X2), komitmen organisasi (X3), dan kepuasan kerja (X4), terhadapvariabel terikat (dependen) yaitu kinerja (Y). Besarnya pengarh variabel independen dengan variabel dependen secara bersama- saa dapat dihitung melalui suatu persamaan regresi berganda. Data yang dipergunakan adalah butir- butir hasil analisis faktor dari masing- masing variabel yang valid dan reliable.

6.      HASIL PENELITIAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan yang terdiri dari variable : variabel dependen/ terikat (Y) yaitu kinerja pegawai dan variabel independen/ bebas (X), yaitu gaya kepemimpinan (X1), motivasi kerja (X2), komitmen organisasi (X3) dan kepuasan kerja (X4). Berdasarkan penghitungan dengan menggunakan rogran SPSS sebagaimana pada tabel 4.15 menunjukan bahwa nilai sig = 0,002 < 0,05 mka Ho ditolak dan Ha diterima artinya variabel gaya kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja.Variabel motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja dengan koefisien variabel sebesar 0,324 hal ini menunjukan variabel motivasi kerja mempunyai kontribusi positif terhadap kinerja. Variabel komitmen organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja, dengan koefisien variabel sebesar 0,217 hal ini menunjukan variabel


 
komitmen organisasi mempunyai kontribusi positif terhadap kinerja. Variabel kepuasan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja, dengan koefisien variabel sebesar 0,200 hal ini menunjukan variabel kepuasan kerja mempunyai kontribusi posotif terhadap kinerja. Variabel gaya kepemimpinan secara tidak langsung berpengaruh positif terhadap kinerja, dengan koefisien variabel gaya kepemimpinan mempengauhi kepuasan kerja sebesar 0238 kemudian mempengaruhi kinerja sebesar 0,200, sehingga total koefisien pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja sebesar 0,279, hal ini menunjukan bahwa secara tidak langsung variabel gaya kepemimpinan mempunyai kontribusi positif terhadap kinerja. Variabel motivasi kerjasecara tidak langsung berpengaruh positif terhadap kinerja. Dalam model path analysis dapat dijelaskan bahwa motivasi kerja (P2) kemudian mempengaruhi kinerja (P4), dimana koefisien variabel motivasi kerja mempengaruhi kepuasan kerja sebesar 0,320 kemudian mempengaruhi kinerja sebesar 0,200, sehingga total koefisien pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja sebesar 0,388, hal ini menunjukan bahwa secara tidak langsung variabel motivasi kerja mempunyai kontribusi positif terhadap kineja. Variabel komitmen organisasi secara tidak langsung berpengaruh positif terhadap kinerja. Dari hasil path analysis dapat dijelaskan bahwa komitmen organisasi berpengaruh terhadap kepuasan kerja (P3) kemudian mempengaruhi kinerja (P4), dimana koefisien variabel komitmen organisasi mempengaruhi kepuasan kerja sebesar 0,302 kemudian mempengaruhi kinerja sebesar 0,200, sehingga total koefisien pengaruh komitmen organisasi terhadap kinerja sebesar 0,277, hal ini menunjukan bahwa secara tidak langsung variabel komitmen organisasi mempunyai kontribusi positif terhadap kinerja.



 


      Dari hasil penelitian dan analisa data yang telah dilakukan, terlihat bahwa variabel gaya kepemimpian, motivasi kerja, dan komitmen organisasi dan kepuasan erja berpengaruh secara signifikan positif terhadap kinerja pegawai, yang teridentifikasi dari koefisien hasil regresi yang bernilai positif. Dimana hubungan yang positif ini juga terlihat dari hasil rekapitulasi kuesioner responden, yang mayoritas cendeung memilih setuju dan sangat setuju pada setiap indikator pertanyaan, sehingga jika dibandimgkan dengan penelitian- penelitian yang telah dilakukan sebelumnya ada kesamaan hasil penelitian, seperti yang telah dilakukan Agusma S (2004) di Sekretariat Daerah Kabupaten Kepulauan Riau, Eddie Prasetyo (2005) di Dinas Perhubungan Kabupaten Semarang dan penelitian- penelitian lainnya.
Dari data yang ada dapat di jelaskan bahwa :
-          Variabel gaya kepemimpinan berpengaruh positif baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap kinerja, hal ini dapat dilihat bahwa nilai koefisien dari gaya kepemimpinan secara langsung terhadap kinerja sebesar 0,268 dan secara tidak langsung dengan variabel intervening kepuasan kerja adalah sebesar 0,0476, sehingga dapat disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan berpengaruh positif terhadap kinerja tetapi cenderung bersifat langsung.
-          Variabel motivasi kerja berpengaruh positif baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap kinerja, hal ini dapat dilihat bahwa nilai koefisien dari motivasi kerja secara langsung terhadap kinerja sebesar 0,324 dan secara tidak langsung dengan variabel intervening kepuasan kerja adalah sebesar 0,064, sehingga dapat



disimpulkan bahwa motivasi kerja berpengaruh positif terhadap kinerja tetapi cenderung bersifat langsung.
-          Variabel komitmen organisasi berpengaruh positif baik secara langsung maupun tidak
langsung maupun tidak langsung terhadap kinerja, hal ini dapat dilihat bahwa nilai koefisien dan komitmen organisasi secara langsung terhadap kinerja sebesar 0,217 dan secara tidak lagsung dengan variabel intervening kepuasan kerja adalah sebesar 0,0434,sehingga dapat disimpulkan bahwa komitmen oranisasi berpengaruh positif terhadap kinerja tetapi cenderung bersifat langsung.
Seorang pemimpin mempunyai peran sebagai pengamat tren yang berfungsi dalam mengasumsikan dan memetakan lingkungan bisnis, intergritas untuk mewujudkan visinya, misi dan strateginya serta keberanian menanggung risiko dan ketrampilan untuk megarahkan pengikutnya. Masih tingginya tingkat ketidakhadiran yang dilakukan oleh pegawai PO.COYO Pekalongan, dimana rata- rata pegawai yang melakukan tindakan absensi adalah sebessar 25,84%. Data pada sistem perijinan angkutan penumpang umum di Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Provinsi Jawa Tengah menunjukan bahwa jumlah armada yang dimiliki oleh PO. COYO adalah 122 kendaraan dari berbagai jurusan trayek. Jumlah armada ini merupakan jumlah yang paling besar diantara perusahaan- perusahaan angkutan bis penumpang umum di Jawa Tengah. Kinerja organisasi digunakan untuk mengevaluasi apakah roses kerja yang dilakukan organisasi selama ini sudah sejalan dengan tujuan yang diharapkan atau belum. Faktor- faktor yang mempengaruhi kinerja menurut Keith Davis (dalam Anwar Prabu, 2005 : 13) adalah

kemampuan dan motivasi, dimana kemampuan dipengaruhi oleh sikap dan situasi yang kemudian menggerekan seseorang untuk mencapai tujuan. Menurut Simmora, (1995) dalam Anwar Prabu Mangkunegara, 2005 : 14) , kinerja dipengaruhi 3 faktor, yaitu : faktor individual, faktor psikologis dan faktor organisasi.Variabel yang mempengaruhi kinerja organisasi adalah efektifitas, efisiensi, otoritas, tanggungjawab, disiplin dan inisiatif, menurut Prawirosentoro (1999 : 27- 31), sedangkan indikator suatu kinerja
dikatakan meningkat atau menurun menurur T R Mitchel (dalam Sedarmayanti, 2001 : 51) adalah kualitas hasil kerja, kelancaran dan ketepatan waktu, prakarsa dan inisiatif, kecakapan dan kemampuan serta komunikasi. Empat sifat umum yang dimiliki oleh pemimpin dalam kepemimpinannya menurut Thoha, 2001 adalah kecerdsan, kedewasaan, dan keleluasaan hubungan sosial,motivasi diri dan dorongan berprestasi serta hubungan kemanusiaan. Menurut Thoha, 2001:265-266, gaya kepemimpinan dapat digolongkan ke dalam dua kategori, yaitu : Gaya kepemimpinan otokratis, yaitu gaya kepemimpinan yang berdasarkan kekuatan posisi dan penggungaan otokratis.Gaya kepemimpinan demokratis, yaitu berkaitan dengan kekuatan personal dan keikutsertaan para pengikutnya dalam proses pemecahan masalah dan pengambilan keputusan.

7.      KETERBATASAN ARTIKEL

Dalam setiap penelitian pasti mempunyai kelemahan-kelemahan dimana kelemahan
tersebut ditulis dalam keterbatasan. Dalam bab ini disajikan keterbatasan peneliti secara teknis yang mungkin mempunyai dampak secara metodologis maupun substantif, seperti : keterbatasan pengambilan sampel, keterbatasan jumlah sampel, keterbatasan instrumen penelitian, keterbatasan waktu dan Keterbatasan dukungan teori dari hasil penelitian sebelumnya ,karena kepemimpinan yang berkaitan dengan perilaku kerja masih sangat terbatas ,sehingga pembuktian hasil penelitian dengan teori pendukungnya relatif terbatas. Selain itu banyak variabel lain yang dapat mempengaruhi kinerja yang tidak diungkap dalam penelitian ini, sehingga bisa digunakan untuk penelitian berikutnya.













 

0 comments:

Post a Comment