ARTIKEL PENGANTAR MANAJEMEN
PENGARUH
GAYA KEPEMIMPINAN, MOTIVASI KERJA, KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KEPUASAN KERJA
DAN KINERJA PEGAWAI
Perusahaan
Otobus COYO (PO. Coyo) di Pekalongan
NILUH
ANDIANI NURSANTI
7211412104
PROGRAN
STUDI AKUNTANSI S1
FAKULTAS
EKONOMI
UNIVERSITAS
NEGERI SEMARANG
2012
KATA
PENGANTAR
Puji syukur
kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada saya sehingga saya berhasil menyelesaikan Artikel ini yang
berjudul pengaruh gaya kepemimpinan, motivasi kerja, komitmen
organisasi terhadap kepuasan kerja dan kinerja pegawai di Perusahaan Otobus
coyo (PO. coyo), pekalongan. Artikel ini berisikan tentang variabel gaya
kepemimpinan, motivasi kerja, komitmen organisasi, kepuasan, peran seorang
pemimpin, tujuan kinerja organisasi dan sebagainya. Diharapkan artikel ini
dapat memberikan informasi kepada kita akan kinerja pegawai di Perusahaan
Otobus Coyo.
Semoga
materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak yang
membutuhkan, khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang diharapak dapat
tercapai. Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang
bersangkutan.
Semarang, 18
Desember 2012
Penyusun
Penyusun
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR
|
...............................
|
i
|
DAFTAR
ISI
|
...............................
|
ii
|
1.
LATAR BELAKANG MASALAH
|
...............................
|
1
|
2.
IDENTIFIKASI MASALAH
|
...............................
|
3
|
3.
TUJUAN
|
...............................
|
3
|
4. VARIABEL
|
...............................
|
4
|
5.
POPULASI,
SAMPEL DAN TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL
|
...............................
|
6
|
6.
HASIL PENELITIAN
|
...............................
|
7
|
7.
KETERBATASAN ARTIKEL
|
...............................
|
11
|
8.
LAMPIRAN JURNAL
|
...............................
|
13
|
1. LATAR
BELAKANG MASALAH
Dalam
era persaingan global yang cukup ketat dan keterpurukan ekonomi akibat krisis yang
berkepanjangan mengharuskan setiap perusahaan untuk mempersiapkan diri sebaik
mungkin jika ingin terus mempertahankan eksistensnya dalam persaingan antar perusahaan sejenis lainnya.
Disamping itu, dunia bisnis dewasa ini telah berkembang sedemikian rupa dan
batas negara menjadi semakin mudah untuk dilewati, sehingga mau tidak mau
perusahaan harus berpola pikir global mengantisipasipersaingan dalam pasar
dunia yang banyak diperebutkan oleh negara lain.
Perusahaan
Otobus COYO di kota Pekalongan merupakan salah satu perusahaan yang cukup besar
dari sekian banyak perusahaan jasa transportasi, dimana disisi lain banyak
perusahaan angkutan umum yang gulung tikar. Sehinga menarik penulis untuk
melakukan pengkajian mengenai pengaruh gaya kepemimpinan, motivasi kerja,
komitmen organisasi terhadap kepuasan kerja dan kinerja karyawan pada
perusahaan otobus Coyo Pekalongan.
Menurut
UU Nomor 3 Tahun 1982, perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang menjalankan
setiap jenis usaha yang tetap dan terus- menerus dan didirikan, bekerja serta
berkedudukan dalam wilayah Negara Republik Indonesia untuk tujuan memperoleh
keuntungan dan/ atau laba(1). Tujuan ini merupakan tujuan bersama,
baik tujuan yang berbentuk tunggal (single goals ) maupun tujuan ganda (
multiple goals ). Tujuan organisasi juga direalisasikan baik tujuan yang
berjangka pendek maupun yang berjangka panjang.
Untuk
mencapai tujuan tersebut dibutuhkan suatu rencana. Kesuksesan atau kegagalan
suatu organisasi ditentukan oleh banyak hal, salah satunya adalah kepemimpinan
yang berjalan dalam organisasi tersebut. Pemimpin yang sukses adalah pemimpin
yang mampu menjadi pencipta dan pendorong bagi bawahannya dengan menciptakan
suasana dan budaya kerja yang dapat memacu pertumbuhan dan
(1) Arus Akbar
Silondae, Wirawan B. Ilyas (Jakarta,Pokok- Pokok Hukum Bisnis, 2012) halaman 30
(2)Hadari Nawawi
(Yogyakarta, Manajemen Strategik Organisasi Non Profit Bidang Pemerintahan,
2003) halaman 113
perkembangan kinerja
karyawannya. Pemimpin tersebut memiliki
kemampuan untuk memberikan pengaruh positif bagi karyawannya untuk melakukan
pekerjaan sesuai dengan yang diarahkan dalam rangka mencapai tujuan yang
ditetapkan. Gaya kepemimpinan diartikan sebagai perilaku atau cara yang dipilih
dan dipergunakan pemimpin dalam mempengaruhi pikiran, perasaan, sikap, dan
perilaku organisasinya(2).
Selain itu pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mampu memberikan
motivasi kerja. Motivasi kerja sangat penting bagi dunia usaha, karena dengan
motivasi kerja yang tinggi maka produktivitas tinggi dapat dicapai. Dengan
motivasi yang kuat, daya dorongnyapun kuat juga untuk meningkatkan kualitas
kerjanya. Motivasi dapt diciptakan atau ditingkatkan dengan kemampuan manajemen
dalam memenuhi kebutuhan pegawai,memberikan perhatian terhadap bawahannya dan
menganggap pegawai sebagai insan yang tidak semata- mata sebagai karyawan.
Motivasi
mempunyai hubungan yang sangat erat
dengan kepuasan kerja, walaupun keduanya adalah konsep yang berbeda. Motivasi
akan mengarahkan individu/kelompok dan memperbesar arti tingkat kepuasannya.
Kepuasan kerja merupakan salah satu kontributor penting bagi terciptanya
efektifitas bisnis. Tingginya kepuasan kerja karyawan memberikan kontribusi
pada rendahnya tingkat penggantian dan kemangkiran karyawan.Apabila seorang
karyawan mendapat kepuasan dengan pekerjaannya, maka semangat dan penampilan
kerjanya akan prima, karena kepuasan kerja, ketentraman kerja dan kreatifitas
kerja merupakan bagian dari manusia dan pekerjaannya. Selain itu karyawan akan
memiliki komitmen terhadap pekerjaan serta dapat
menjiwai pekerjaannya. Orang- orang
yang berkomitmen terhadap pekerjaannya dapat mencapai kepuasan kerja alias job satisfaction. Karyawan berkomitmen
termotivasi karena faktor internal dan bukan karena faktor eksternal. Untuk
membangun komitmen karyawan, perusahaan harus memahami karakteristik karyawan
dan mengetahui kebutuhan mereka. Komitmen anggota terhadap organisasi maupun
komitmen organisasi
terhadap anggota sama- sama penting
karena dalam sebuah organisasi diutamakan adalanya komitmen timbal baik antara
kedua pihak mampu berjalan searah dalam upaya untuk mewujudkan sasaran dan
tujuan organisasi.
2. IDENTIFIKASI
MASALAH
Dalam indentifikasi
masalah terdapat pembatasan masalah antara lain :
1.
Variabel gaya kepemimpinan di batasi
oleh kinerja.
2.
Variabel motivasi kerja di batasi oleh
kinerja.
3.
Variabel komitmen organisasi di batasi
oleh kinerja.
4.
Variabel kepuasan di batasi di batasi
oleh kinerja.
Rumusan masalah yang
ingin peneliti sampaikan adalah sebagai berikut :
1. Apa
saja peran seorang pemimpin yang ada di dalam Perusahaan Otobus COYO ?
2. Apa
tujuan dari kinerja organisasi?
3. Apa
saja faktor- faktor yang mempengaruhi kinerja ?
4. Indikator
dan Variabel apa saja yang dapat mempengaruhi kinerja organisasi?
5. Apa
saja sifat umum yang dimiliki oleh pemimpin dalam kepemimpinannya?
6. Apakah
variabel gaya kepemimpian, motivasi kerja, dan komitmen organisasi dan kepuasan
kerja berpengaruh secara signifikan positif terhadap kinerja pegawai?
3. TUJUAN
Tujuan diadakannya
penelitian ini adalah :
1. Untuk
mengetahui peran seorang pemimpin yang berada di Perusahaan Otobus COYO.
2. Mengetahui
tujuan dari kinerja organisasi.
3. Mengetahui
faktor- faktor apa saja yang dapat mempengaruhi kinerja.
4. Mengetahui
indikator dan variabel yang dapat mempengaruhi kinerja organisasi
- Menhgetahui
sifat umum yanng dimiliki pemimpin dalam kepemimpinannya
6. Pengaruh
antara variabel gaya kepemimpian, motivasi kerja, dan komitmen organisasi dan
kepuasan kerja secara signifikan positif terhadap kinerja pegawai.
7. Untuk
mengetahui variabel gaya, motivasi kerja, komitmen organisasi, kepuasan
berpengaruh langsung/ tidak langsung positif dan signifikan.
4. VARIBEL
Variabel
penelitian yang akan digunakan terdiri dari variabel dependen/ terikat (Y)
yaitu kinerja pegwai dan variabel independen/ bebas (X), yaitu gaya
kepemimpinan (X1),
motivasi kerja (X2),
komitmen organisasi (X3) dan kepuasan kerja (X4). Adapun definisi operasional
masing- masing variabel adalah sebagai berikut :
4.1 Gaya kepemimpinan
Kepemimpinan adalah
suat cara yang dipergunakan oleh pemimpin dalam mempengaruhi perilaku orang
lain, yang diukur dengan menggunakan indikator sesuai pendapat Fiedler(3)
yaitu hubungan antar pemimpin dengan bawahan, Strutur tugas, Kewibawaan
kedudukan kepemimpinan. Selain itu menurut Yulk, 1994 (dalam L Sugiarti, 2002)
kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktifitas kelompok terorgansir menuju
pencapaian tujuan. Kepemimpinan menurut Terry (Thoha 2001 : 227) adalah sebuah
aktivitas untuk mempengaruhi orang- orang agar mereka mai diarahkan mencapai
suatu tujuan organnisasi.
4.2 Motivasi kerja
adalah suatu proses untuk mencoba mempengaruhi seseorang agar melakukan sesuatu
yang kita inginkan atau suatu dorongan yang diberikan pada seseorang/ karyawan
agar mau bekerja dengan baik, yang diukur dengan menggunakan indikator sesuai
pendapat Herzberg dalam Stonner, (1996) yaitu : keberhasilan dalam melakukan
pekerjaan, pengakuan, tanggungjawab, wewenang, perkembangan promosi.
Menurut George R Terry,
motivasi adalah keinginan yang terdapat pada diri seseorang yang merangsang
untuk melakukan tindakan- tindakan. Atau motivasi adalah pemberian daya
penggerak yang menciptakan gairah kerja seseorang agar mereka mau bekerja sama,
Zajac, 1990 (dalam
Supriyono, 2005) adalah ikatan keterikatan individu dengan suatu organisasi
sehingga individu tersebut merasa memiliki organisasi tersebut. Sedangkan
bekerja efektif dengan
segala upaya untuk meraih kepuasan (Hasibuan).
4.3 Komitmen organisasi
adalah sikap yang menunjukan loyalitas karyawan dam merupakan proses
berkelanjutan seorang anggota organisasi mengekspresikan perhatian mereka
kepada kesuksesan dan kebaikan organisasi,yang diukur dengan menggunakan
indikator sesuai pendapat Allen Mayer, yaitu : Affective commitment, Continuance commitment, dan Normative commitment. Komitmen
organisasi menurut Mathieu dan
menurut Weiner, 1982
(dalam Ghozali, 2002) komitmen organisasi adalah tekanan normatif yang
terinternalisasi, untuk melakukan tindakan yang sesuai dengan tujuan organisasi
dan individu berperilaku seperti itu karena percaya hal tersebut adalah benar
dan oleh karena itu merasa bermoral untuk melakukannya.
4.4 Kepuasan kerja
adalah persepsi atau perasaan pegawai terhadap pekerjaan dan segala sesuatu
yang dihadapi di lingkungan kerjanya berupa perasaan senang atau tidak senang. Menurut
Waxley dan Yulk (dalam As’ad. 2003 ) yang disebut kepuasan kerja ialah
“perasaan seseorang terhadap pekerjaan”. Kepuasan kerja merupakan sikap umum
yang merupakan hasil dari beberapa sikap khusus terhadap faktor- faktor
pekerjaan, penyesuaian diri dan hubungan sosil individual diluar kerja (blum,
dalam As’ad 2003). Menurut Slagan (2003) mengatakan bahwa kepuasan kerja adalah
cara pandang seseorang yang bersifat positif maupun negatif tentang
pekerjaannya.
4.5 Kinerja pegawai
adalah hasil dari suatu kegiatan pada periode waktu tertentu yang
(3)Wahjosumidjo
(Jakarta, Kepemimpinan dan Motivasi, 1994)) halaman 97
dapat dinilai secara
kuantitatif, dimaa dalam penelitian akan diukur dengan indikator menurut
pendapat T R Mitchel, yaitu : Kualitas hasil kerja (Quality of work),
kelancaran/ketetapan waktu (Promptness), prakarsa / inisiatif (Initiative),
kecakappan/ kemampuan (Capibility), komunikasi (Comunication). Semua indikator
diukur skala likert yang jga termasuk dalam kategori skala ordinal. Kinerja
adalah catatan tentang kegiatan hasil- hasil yang diperoleh dari fungsi- fungsi
pekerjaan tertentu atau kegiatan tertentu selama kurun waktu tertentu(4).
Sedangkan kinerja menurut Rue dan Byas (1981) dalam Keban (1995 : 1) adalah
sebuah pencapaian hasil. Menurut Faustino C Gomes, (1995 : 195) kinerja adalah
sebagai ungkapan seperti output, efesiensi serta efektifitas yang dihubungkan
dengan produktivitas.
5. POPULASI,
SAMPEL DAN TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL
Populasi
yang didefinisikan sebagai keseluruhan subjek penelitian (Arikunto,1998), dalam
penelitian ini adalah seluruh karyawan Perusahaan Otobus Coyo pada tahun 2008,
yang berjumlah 310 orang.
Sampel
adalah sebagia atau wakil dari populasi yang diteliti. (Arikuntoro, 1998 :
117). Untuk menentukan ukuran sampel maka digunakan rumus Slovin, maka sampel
yang terpilih sejumlah 76 responden. Ditinjau dari tujusn penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini bersifat Explanatory atau Explanasi yaitu
penelitian yang menyoroti pengaruh antar variabel- variabel penentu serta
menguji hipotesis yang diajukan, dimana uraiannya mengandung deskripsi akan
tetapi berfokus pada hubungan variabel(5). Semua indikator diukur
skala likert yang uga termasuk dalam kategori skala ordinasi. Dimana jawaban
pertanyaan dikelompokan menjadi 5 (lima), yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S),
(4)Achmad
S. Ruky (Jakarta, Sistem Manajemen Kinerja, 2002) halaman 14- 15
(5)Masri
Singaribun (Jakarta, Metode Penelitian Survei, 1995)
Ragu- Ragu (RR),
Tidak Setuju (TS) dan Sangat Tidak Setuju (STS). Analisis kuantitatif yang
digunakan dalam penelitian ini adalah berbentuk persamaan regresi linier
berganda, dengan menggunakan metode analisis jalur (Path Analysis). Regresi
berganda digunakan untuk mengetahui besranya pengaruh variabel- variabel bebas
(independen) yaitu gaya kepemimpinan (X1), motivasi kerja (X2), komitmen organisasi
(X3), dan kepuasan kerja (X4), terhadapvariabel terikat (dependen) yaitu
kinerja (Y). Besarnya pengarh variabel independen dengan variabel dependen
secara bersama- saa dapat dihitung melalui suatu persamaan regresi berganda.
Data yang dipergunakan adalah butir- butir hasil analisis faktor dari masing-
masing variabel yang valid dan reliable.
6. HASIL
PENELITIAN
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan yang terdiri dari variable : variabel
dependen/ terikat (Y) yaitu kinerja pegawai dan variabel independen/ bebas (X),
yaitu gaya kepemimpinan (X1), motivasi kerja (X2), komitmen organisasi (X3) dan
kepuasan kerja (X4). Berdasarkan penghitungan dengan menggunakan rogran SPSS
sebagaimana pada tabel 4.15 menunjukan bahwa nilai sig = 0,002 < 0,05 mka Ho
ditolak dan Ha diterima artinya variabel gaya kepemimpinan berpengaruh positif
dan signifikan terhadap kinerja.Variabel motivasi kerja berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja dengan koefisien variabel sebesar 0,324 hal ini
menunjukan variabel motivasi kerja mempunyai kontribusi positif terhadap
kinerja. Variabel komitmen organisasi berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja, dengan koefisien variabel sebesar 0,217 hal ini menunjukan
variabel
komitmen organisasi
mempunyai kontribusi positif terhadap kinerja. Variabel kepuasan kerja
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja, dengan koefisien variabel
sebesar 0,200 hal ini menunjukan variabel kepuasan kerja mempunyai kontribusi
posotif terhadap kinerja. Variabel gaya kepemimpinan secara tidak langsung
berpengaruh positif terhadap kinerja, dengan koefisien variabel gaya kepemimpinan
mempengauhi kepuasan kerja sebesar 0238 kemudian mempengaruhi kinerja sebesar
0,200, sehingga total koefisien pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja
sebesar 0,279, hal ini menunjukan bahwa secara tidak langsung variabel gaya
kepemimpinan mempunyai kontribusi positif terhadap kinerja. Variabel motivasi
kerjasecara tidak langsung berpengaruh positif terhadap kinerja. Dalam model
path analysis dapat dijelaskan bahwa motivasi kerja (P2) kemudian mempengaruhi
kinerja (P4), dimana koefisien variabel motivasi kerja mempengaruhi kepuasan
kerja sebesar 0,320 kemudian mempengaruhi kinerja sebesar 0,200, sehingga total
koefisien pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja sebesar 0,388, hal ini
menunjukan bahwa secara tidak langsung variabel motivasi kerja mempunyai
kontribusi positif terhadap kineja. Variabel komitmen organisasi secara tidak
langsung berpengaruh positif terhadap kinerja. Dari hasil path analysis dapat
dijelaskan bahwa komitmen organisasi berpengaruh terhadap kepuasan kerja (P3)
kemudian mempengaruhi kinerja (P4), dimana koefisien variabel komitmen
organisasi mempengaruhi kepuasan kerja sebesar 0,302 kemudian mempengaruhi
kinerja sebesar 0,200, sehingga total koefisien pengaruh komitmen organisasi
terhadap kinerja sebesar 0,277, hal ini menunjukan bahwa secara tidak langsung
variabel komitmen organisasi mempunyai kontribusi positif terhadap kinerja.
Dari
hasil penelitian dan analisa data yang telah dilakukan, terlihat bahwa variabel
gaya kepemimpian, motivasi kerja, dan komitmen organisasi dan kepuasan erja
berpengaruh secara signifikan positif terhadap kinerja pegawai, yang
teridentifikasi dari koefisien hasil regresi yang bernilai positif. Dimana
hubungan yang positif ini juga terlihat dari hasil rekapitulasi kuesioner
responden, yang mayoritas cendeung memilih setuju dan sangat setuju pada setiap
indikator pertanyaan, sehingga jika dibandimgkan dengan penelitian- penelitian
yang telah dilakukan sebelumnya ada kesamaan hasil penelitian, seperti yang
telah dilakukan Agusma S (2004) di Sekretariat Daerah Kabupaten Kepulauan Riau,
Eddie Prasetyo (2005) di Dinas Perhubungan Kabupaten Semarang dan penelitian-
penelitian lainnya.
Dari
data yang ada dapat di jelaskan bahwa :
-
Variabel gaya kepemimpinan berpengaruh
positif baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap kinerja, hal ini
dapat dilihat bahwa nilai koefisien dari gaya kepemimpinan secara langsung
terhadap kinerja sebesar 0,268 dan secara tidak langsung dengan variabel
intervening kepuasan kerja adalah sebesar 0,0476, sehingga dapat disimpulkan
bahwa gaya kepemimpinan berpengaruh positif terhadap kinerja tetapi cenderung
bersifat langsung.
-
Variabel motivasi kerja berpengaruh
positif baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap kinerja, hal ini
dapat dilihat bahwa nilai koefisien dari motivasi kerja secara langsung
terhadap kinerja sebesar 0,324 dan secara tidak langsung dengan variabel
intervening kepuasan kerja adalah sebesar 0,064, sehingga dapat
disimpulkan
bahwa motivasi kerja berpengaruh positif terhadap kinerja tetapi cenderung
bersifat langsung.
-
Variabel komitmen organisasi berpengaruh
positif baik secara langsung maupun tidak
langsung
maupun tidak langsung terhadap kinerja, hal ini dapat dilihat bahwa nilai
koefisien dan komitmen organisasi secara langsung terhadap kinerja sebesar
0,217 dan secara tidak lagsung dengan variabel intervening kepuasan kerja
adalah sebesar 0,0434,sehingga dapat disimpulkan bahwa komitmen oranisasi
berpengaruh positif terhadap kinerja tetapi cenderung bersifat langsung.
Seorang pemimpin mempunyai peran sebagai
pengamat tren yang berfungsi dalam mengasumsikan dan memetakan lingkungan
bisnis, intergritas untuk mewujudkan visinya, misi dan strateginya serta
keberanian menanggung risiko dan ketrampilan untuk megarahkan pengikutnya.
Masih tingginya tingkat ketidakhadiran yang dilakukan oleh pegawai PO.COYO
Pekalongan, dimana rata- rata pegawai yang melakukan tindakan absensi adalah
sebessar 25,84%. Data pada sistem perijinan angkutan penumpang umum di Dinas
Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Provinsi Jawa Tengah menunjukan bahwa jumlah
armada yang dimiliki oleh PO. COYO adalah 122 kendaraan dari berbagai jurusan
trayek. Jumlah armada ini merupakan jumlah yang paling besar diantara
perusahaan- perusahaan angkutan bis penumpang umum di Jawa Tengah. Kinerja
organisasi digunakan untuk mengevaluasi apakah roses kerja yang dilakukan
organisasi selama ini sudah sejalan dengan tujuan yang diharapkan atau belum.
Faktor- faktor yang mempengaruhi kinerja menurut Keith Davis (dalam Anwar Prabu,
2005 : 13) adalah
kemampuan dan motivasi, dimana kemampuan
dipengaruhi oleh sikap dan situasi yang kemudian menggerekan seseorang untuk
mencapai tujuan. Menurut Simmora, (1995) dalam Anwar Prabu Mangkunegara, 2005 :
14) , kinerja dipengaruhi 3 faktor, yaitu : faktor individual, faktor
psikologis dan faktor organisasi.Variabel yang mempengaruhi kinerja organisasi
adalah efektifitas, efisiensi, otoritas, tanggungjawab, disiplin dan inisiatif,
menurut Prawirosentoro (1999 : 27- 31), sedangkan indikator suatu kinerja
dikatakan
meningkat atau menurun menurur T R Mitchel (dalam Sedarmayanti, 2001 : 51)
adalah kualitas hasil kerja, kelancaran dan ketepatan waktu, prakarsa dan
inisiatif, kecakapan dan kemampuan serta komunikasi. Empat sifat umum yang
dimiliki oleh pemimpin dalam kepemimpinannya menurut Thoha, 2001 adalah
kecerdsan, kedewasaan, dan keleluasaan hubungan sosial,motivasi diri dan
dorongan berprestasi serta hubungan kemanusiaan. Menurut Thoha, 2001:265-266,
gaya kepemimpinan dapat digolongkan ke dalam dua kategori, yaitu : Gaya
kepemimpinan otokratis, yaitu gaya kepemimpinan yang berdasarkan kekuatan
posisi dan penggungaan otokratis.Gaya kepemimpinan demokratis, yaitu berkaitan
dengan kekuatan personal dan keikutsertaan para pengikutnya dalam proses
pemecahan masalah dan pengambilan keputusan.
7. KETERBATASAN
ARTIKEL
Dalam
setiap penelitian pasti mempunyai kelemahan-kelemahan dimana kelemahan
tersebut
ditulis dalam keterbatasan. Dalam bab ini disajikan keterbatasan peneliti
secara teknis yang mungkin mempunyai dampak secara metodologis maupun
substantif, seperti : keterbatasan pengambilan sampel, keterbatasan jumlah
sampel, keterbatasan instrumen penelitian, keterbatasan waktu dan Keterbatasan
dukungan teori dari hasil penelitian sebelumnya ,karena kepemimpinan yang
berkaitan dengan perilaku kerja masih sangat terbatas ,sehingga pembuktian
hasil penelitian dengan teori pendukungnya relatif terbatas. Selain itu banyak
variabel lain yang dapat mempengaruhi kinerja yang tidak diungkap dalam penelitian
ini, sehingga bisa digunakan untuk penelitian berikutnya.
0 comments:
Post a Comment